
Sejarah Sabung Ayam adalah permainan dua ayam di lingkaran tunggal atau peristiwa. Rata rata ayam yang akan di pertandingkan sampai saat ini umumnya di ikuti oleh judi yang berjalan tidak jauh dari adu ayam arena, aspek ini karena dalam satu pertandingan, tampaknya kurang menarik jika tidak terkait dengan taruhan. Penggemar sabung dan pecinta semacam ini juga sangatlah banyak sekali. Menurut web yang kita berhasil ambil datanya, di indonesia bahkan hampir 10 jt orang tertarik untuk mengambil bagian dalam jenis permainan taruhan. Karena mudah untuk bermain taruhan ini dan bisa di lihat dengan cara hidup. Biasanya game yang satu ini juga dapat di sebut oleh adu ayam. Game ini telah di mainkan sejak kerajaan demak. Dalam satu narsis rakyat, seorang pangeran main main sabung ayam dan bertemu ayahnya yang telah menyingkirkan ibunya.
Mengenal Budaya Sejarah Sabung Ayam
Seperti yang telah di jelaskan pada umumnya, permainan sabung ayam atau tajen merupakan salah satu budaya yang sudah berlangsung lama sejak zaman majapahit. Hal ini tertuang dalam kitab atau pedoman pararaton, yang di zaman sekarang di sebut sebagai sastra babad. Disebutkan dalam kitab pararaton, tujen sudah lama berlangsung sejak era kerajaan di bali. Akan tetapi, dalam kitab tersebut tak di sebutkan apakah pada saat itu tajen juga di iringi dengan taruhan atau tidak. Lalu, pada masa pemerintahan dalem waturenggong yakni tepatnya pada masa gelgel, Tajen muali sering di adakan di depan pura goa lawah dan sudah menjadi tradisi yang sangat mendarah daging oleh masyarakat kala itu, Di sebabkan sabung ayam bukanlah hanya permainan adu ayam saja, melainkan sudah menjadi ritual keagamaan.
Seiring berjalannya waktu permainan tajen semakin berkembang pesat sampai sekarang ini. Bahkan pada era kemerdekaan sebelum tahun 1980-an. Pihak penyelenggara tajen menggunakan kesempatan tersebut untuk menggalang dana guna pembangunan desa, sehingga permainan tajen perlu mendapatkan izin dari pihak berwenang.
Makna Kegiatan Tajen
Dalam bahasa bali, kata taji sendiri bermakna sesuatu yang runcing,sehingga bisa di artikan taji sebagai suatu hal yang sangat tajam. Dari istilah tersebut, maka ayam ayam yang ikut dalam sabung ayam online harus memiliki taji agar bisa mengalahkan lawannya. Selain itu, tajen tak hanya sekedar permainan adu ayam saja namun juga di jadikan sebagai sarana untuk upacara keagamaan. Dalam budaya bali, tajen di golongkan menjadi tiga jenis yaitu tabuh rah, Tajen terang, dan tajen baranangan. Biar nggak bingung simak penjelasn singkatnya di bawah ini:
Tabuh Rah: sabung ayam yang di lakukan untuk upacara agama hindu di bali yaitu bhuta yadnya, di mana sabung ayam ini di gunakan sebagai sarana untuk mengeluarkan darah ayam. Kemudian darah tersebut di berikan kepada bhuta kala dalam bentuk sesajen agar mereka tidak mengganggu manusia lagi.
Tajen Terang: sabung ayam yang di lakukan untuk kepentingan mencari dan dan pembangunan desa di bali. Berbeda dari tabuh rah yang termasuk dalam ritual keagamaan, tajen terang sudah terdapat unsur judi online di dalamnya.
Tejen Baranangan : sabung ayam yang di laksanakan secara sembunyi sembunyi dan lokasinya sengaja di buat jauh dari desa, sehingga tidak dapat di awasi oleh aparat negara. Tajen baranangan terdapat unsur judi online yang sangat kental dan tidak mendapatkan izin dari perangkat desa serta pihak yang berwenang.